Menantu Pahlawan Negara by Sarjana

Chatper 352



Chatper 352

Chatper 352


Bab 352 Tina Bertemu Raka


“Ardika, apa kamu sudah diterima kerja di sini? Jangan belum resmi direkrut saja, kamu sudah makan


gratis


di sini!”


Begitu melihat Ardika, Tina langsung kesal.


Dia masih ingat terakhir kali pria itu mengancamnya di rumah sakit.


Saat itu, dia benar–benar mengira Ardika yang sudah menangkap Kresna dan yang lainnya.


Setelah kejadian itu berlalu, dia baru tahu Ardika melakukannya dengan meminjam kekuatan Liander.


Hal itu membuat Tina makin memandang rendah pria ini.


“Tina, kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal ini. Kalau aku bukan bagian perusahaan ini, bagaimana


mungkin aku bisa masuk ke kantin?”


Selesai berbicara, Ardika melirik Tina sekilas, lalu bertanya, “Oh ya, kenapa kamu datang ke sini?”


“Apa kamu benar–benar sudah menemukan pekerjaan? Aku datang untuk menemui Pak Raka, presdir


kalian!”


Ekspresi arogan terpampang jelas di wajah Tina.


Sebenarnya, dia datang mewakili Grup Lautan Berlian untuk mengantarkan karangan bunga ke sini,


sekalian ingin melihat secara langsung orang seperti apa Raka ini.


Orang yang memiliki pemikiran sama dengannya sangat banyak.


“Oh, kalau begitu, kamu pasti nggak bisa bertemu dengannya.”


Saat berbicara, seulas senyum tersungging di wajah Ardika.


Sebelumnya saat berada di dalam ruang presdir, Jesika sudah memberitahunya perwakilan


perusahaan yang


datang untuk mengantarkan karangan bunga ingin bertemu dengannya.


Tanpa menanyakan nama orang–orang itu, dia langsung menolak mereka semua.


Siapa sangka, Tina adalah salah satu dari mereka.


Melihat Ardika berani mengejeknya, Tina mendengus dengan kesal.


“Huh, walau aku nggak bisa bertemu Raka, aku sudah bertemu petinggi perusahaan kalian. Namanya


Filbert Basuki, manajer proyek Grup Bintang Darma, mungkin saja kamu di bawah naungannya!”


Pria yang mengenakan setelan jas yang berdiri di samping Tina langsung tertawa dan berkata, “Bu


Tina,


jangan khawatir. Karena dia adalah temanmu, ke depannya aku pasti akan menjaganya dengan baik!”


Melihat Tina tidak cocok dengan Ardika, pria itu sengaja mengucapkan kata “menjaganya” dengan


penuh


penekanan.


Dulu Filbert adalah petinggi Grup Bintang Darma.


Setelah tiga keluarga besar merebut aset Grup Bintang Darma, dia tidak mengkhianati Delvin secara


terang- terangan, mengikuti para pengkhianat untuk mengatai hal–hal buruk tentang Delvin dan


memutuskan


hubungan dengan Delvin.


Namun, dia mengikuti arus dan bergabung dengan Grup Kejora, menjadi petinggi salah satu cabang


perusahaan.


Karena kemampuan kerjanya buruk, baru beberapa hari bekerja saja, dia sudah dipecat.


Jesika malah salah paham dan menganggap pria itu adalah karyawan lama yang setia pada Delvin,


lalu merekrutnya kembali ke perusahaan.


Setelah menganggur selama dua tahun, tentu saja Filbert berusaha kembali dan menduduki jabatan


yang lumayan tinggi.


Filbert sudah pernah berinteraksi dengan Tina dan sudah mengetahui identitas wanita itu.


Kalau dia bisa menjilat wanita itu, ke depannya posisinya di Grup Bintang Darma akan menjadi makin


kokoh. Karena itulah, dia berinisiatif untuk mengundang Tina makan.


Kebetulan, Tina ingin mencari tahu tentang Raka melalui Filbert. Jadi, dia menerima penawaran pria


itu.


“Ardika, cepat berterima kasih pada Filbert.”


Tina menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, lalu berkata dengan nada menyindir, “Oh ya,


kamu melamar posisi apa? Filbert adalah seorang manajer proyek. Kulihat kamu selalu mencuci baju


dan memasak, kamu nggak memiliki pengalaman kerja, nggak mungkin kamu bisa menjadi karyawan


salah satu departemen perusahaan ini. Mungkin kamu hanya menjadi seorang petugas keamanan dan


semacamnya.”


“Bu Tina, aku juga mengenal Pak Ruis, manajer departemen keamanan, kalau Bu Tina ingin kami


menjaganya, aku juga bisa membantumu!”


Senyuman di wajah Filbert makin lebar.


“Tina, kamu nggak perlu repot–repot menjagaku.”


Ardika melirik Filbert yang menatapnya dengan sorot mata meremehkan itu, lalu berkata dengan acuh


tak acuh, “Pak Filbert nggak berhak untuk menjagaku.”


Dia hanya berbicara jujur. Namun, begitu mendengar ucapannya, Tina dan Filbert merasa pria itu


sedang


memprovokasi mereka.


Ekspresi Filbert langsung berubah menjadi muram. “Dasar lancang! Kamu pikir kamu siapa?! Kamu


adalah seorang presdir atau manajer umum. Percaya atau nggak hanya dengan satu kalimat dariku,


kamu akan dipecat ….”



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.