Ruang Untukmu

Bab 1136



Bab 1136

Bab 1136


Bab 1136 Selalu Ada Untukmu


Rendra sekali lagi menghela nafas. Dia mengelus punggung wanita itu untuk menenangkannya dan mencium keningnya.


“Kenapa kamu tidak memberitahunya kalau saya–lah yang mengejar–ngejar kamu?” Ucap Rendra jengkel dengan nada serak.


“Apa yang membuatmu berpikir kalau saya berani melakukannya? Jika saya mengatakan hal itu, ibu saya pasti akan bilang kalau saya sudah gila karena terlalu percaya diri! Tuan wakil presiden pasti tidak mungkin menyukai saya, bahkan meski dia buta!” Ucap Raisa dengan gusar.


Dia mengetuk–ngetuk kepalanya dengan dagunya. “Siapa yang kamu sebut buta?”


Raisa terkekeh. Dua jam lalu, dia merasa sangat putus asa, namun sekarang, dia merasa sangat bahagia.


“Tunggu. Apakah Tante Starla tahu kalau kamu datang ke sini untuk menjenguk saya? Bagaimana dengan orangtuamu? Apa mereka semua sudah tahu?” Raisa mencengkram bajunya dan terus melemparkan pertanyaan.


“Semua orang yang perlu tahu mengenai hubungan kita sudah tahu sekarang, kecuali ayah saya.” Lalu, Rendra menambah, “Tenanglah. Keluarga saya mendukung hubungan kita.”


Wajah Raisa tadinya agak memucat, namun sekarang wajahnya sudah memerah cerah. Mereka semua sudah tahu tentang hal itu dan mereka juga mendukung kami?


“Saya yakin orangtuamu juga akan memberi kita restu, atau jika tidak, sulit membayangkan betapa sedihnya putri mereka jika dia tidak bisa menikah dengan saya!” Komentar Rendra sambil


tersenyum.


Raisa mengerucutkan bibirnya dan memukul dadanya. “Jangan menggoda saya!”


Dia sudah cukup merasa malu lantaran pingsan karena berpikir dia tidak akan bisa bersama pria itu.


Rendra meraih tangannya dan meletakkannya di dadanya. Suaranya terdengar serius dan penuh cinta saat dia berkata, “Saya tidak menggodamu. Kata–kata tidak bisa mengungkapkan betapa bahagianya saya karena kamu sangat mencintai saya.”


Wajah Raisa menjadi semakin memerah, namun dia kemudian memeluk pinggang pria itu. “Kamu lebih baik mengingat ucapanmu!”


Rendra mengacak–acak rambutnya dan berkata, “Kita tidak akan pernah terpisahkan lagi, tidak untuk sekarang, ataupun nanti.” Itu adalah sebuah janji.


“Oke/Kita tidak akan pernah terpisahkan,” Raisa mengangguk setuju tanpa ragu.


“Raisa…”


“Hm?” Dia mendongak ke arahnya.


“Jangan pingsan seperti itu lagi, oke? Kamu harus ingat kalau saya akan selalu ada untukmu apapun yang akan terjadi.” Rendra takut jika terjadi kesalahpahaman lagi, dia akan jatult pingsan karena kesedihan dan keputusasaannya sekali lagi. Jika dia melakukannya, itu akan membuat hatinya sakit.


Raisa menatap ke arah tatapan matanya yang dalam nan sedih sebelum akhirnya tersenyum. Dia sekarang tidak takut pada apapun karena pria itu bilang akan selalu ada untuknya.


Tetap saja, dia sudah menyakiti dirinya sendiri demi membuktikan cintanya untuk pria itu. Sungguh hal yang bodoh untuk dilakukan.


“Tunggu sebentar. Ini kan di rumah sakit. Kenapa kamu ke sini?” Akhirnya, Raisa sadar kalau orang sepertinya tidak seharusnya berada di rumah sakit.


“Tidak apa–apa,” ucap Rendra meyakinkannya.


Namun, Raisa tentu tidak bisa mengabaikan keamanan pria itu begitu saja. Dia mencoba mendorongnya menjauh. “Tidak, kamu lebih baik pergi sekarang! Saya baik–baik saja. Saya tidak ingin terjadi sesuatu padamu. Pergilah sekarang, cepat.”


Rendra meraih tangannya. “Kalau begitu ikutlah bersama saya.”


“Ke mana?”


“Kamu bisa dirawat di rumah saya.”


“Tidak, saya tidak bisa melakukannya. Saya…” Wajah Raisa memerah. Dia merasa sedikit malu jika tinggal bersamanya.


Namun, Rendra tetap bersikeras. Bagaimanapun, dia yakin kalau gadis itu adalah jodohnya. Dia ingin merawatnya dan dia tahu orang tuanya akan menyetujui hal itu.


Dia akan memohon kepada mereka jika perlu.


Sementara itu, di ruang tunggu terdekat, Clara merasa kagum sekaligus tidak percaya saat mendengar apa yang dikatakan Starla kepadanya. Dari semua orang, kenapa harus Rendra Hernandar yang harus menyukai putrinya? Raisa scolah sudah memenangkan sebuah lotre seumur hidup! Jika Raisa benar– benar menikah dengan Rendra, dia bisa menjadi orang terpandang karena berhasil menjadi menantu Keluarga Hernandar.


“Apa itu benar, Starla? Apakah Rendra benar–benar mencintai Raisa? Kenapa saya rasanya seperti sedang bermimpi?” Seru Clara sambil menggenggam tangan Starla.


“Saya juga tidak bisa mempercayai apa yang saya dengar saat saya mendengarnya pertama kali, tapi cinta kadang terjadi di saat yang tidak terduga. Karena mereka saling mencintai, kita harus menyetujuinya dan memberi mereka restu! Ibu saya juga sangat senang dengan Raisa. Dia berharap saat Rendra sudah menyelesaikan pemilihan umum nanti, kita bisa mulai memilih tanggal untuk pernikahan Rendra dan Raisa.”


“Apakah pernikahannya dengan Raisa akan mempengaruhinya selama pemilihan umum? Bagaimanapun, banyak orang yang tahu kalau Raisa tumbuh besar di dalam keluargamu. Saya takut kalau orang lain mungkin akan menggunakan informasi ini untuk membuat skandal untuk


Rendra. Saya tidak mau hal ini menghancurkan masa depannya!”



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.