Ruang Untukmu

Bab 1170



Bab 1170

Bab 1170


Bab 1170 Yang Terakhir Tahu


“Saya bisa jelaskan, Yah.” Rendra terengah–engah.


“Apa yang perlu dijelaskan? Kamu memaksa Raisa untuk tinggal bersamamu. Bagaimana kamu akan menjelaskan hal ini pada keluarga Sayaka dan kakakmu? Kamu… kamu tidak menghargai keluarga ini!” Sabuk Hardi sekali lagi mengenai punggung Rendra.


Suara cambukan itu sangat keras sampai pelayan yang datang membawa senampan teh berjengit kaget. Dia bisa samar–samar mendengar seseorang yang tengah dipukuli, jadi dia segera mencari


Sherin.


Sherin juga kebetulan sedang berada di lantai atas. Saat dia mendengar apa yang dikatakan pelayan itu, dia segera meninggalkan bunga yang sedang dirangkainya dan bergegas pergi ke ruang belajar.


Setibanya di sana, dia mulai mengetuk pintu. “Buka pintunya, Hardi! Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu memukul Rendra?”


“Jangan ikut campur,” bentak Hardi ke arah pintu itu.


Sherin menyuruh pelayan untuk mencari kunci cadangan, dan para pelayan segera mencarinya. secepat mungkin. Segera setelah pintunya terbuka, Sherin melihat putranya tengah berlutut di lantai sementara Hardi mengangkat sabuknya untuk mencambuknya lagi. Dia sangat terkejut dan segera menghalangi Hardi.


“Berhenti memukulnya lagi! Memangnya apa salahnya? Usianya sudah tiga puluh tiga tahun! Bagaimana bisa kamu memperlakukannya seperti itu? Apa kamu sudah gila karena usia tuamu?!” Sherin menjerit sebelum merebut sabuk itu dari tangan Hardi. Meskipun pria itu marah, dia membiarkan istrinya merebut benda itu darinya.


Sherin membuang sabuk itu dan membantu Rendra berdiri. “Bangun, Rendra, cepatlah.”


Begitu Rendra berdiri, Hardi menatap Sherin dan berkata, “Jangan ikut campur. Saya akan mengurusnya.”


Hardi pikir istrinya terlalu tua untuk bisa menerima kabar tentang perilaku memalukan itu dan memutuskan untuk menyembunyikannya darinya.


Namun, dia mendengar Rendra mendesah dan berkata, “Bu, Ayah sudah tahu tentang Raisa dan saya.”


Hardi berjengit kaget. Bagaimana bisa Rendra mengungkapkan hal itu begitu saja pada Sherin? Apa dia tidak takut jika ibunya pingsan karena marah?


Namun, dia tidak pernah menyangka kalau hal pertama yang dilakukan Sherin setelah mendengar hal itu adalah berbalik ke arahnya dan menatapnya tajam. “Kamu memukul Rendra karena hal itu? Bukankah kita harus merayakannya jika Raisa menjadi menantu kita?”


“K–Kamu mengetahui hal ini?” Hardi membelalakkan matanya. “Bagaimana dengan Starla? Dan Keluarga Sayaka?”


“Kami semua sudah tahu. Kamulah satu–satunya orang yang tidak menegtahuinya.” Untuk sejenak, Sherin merasa sedikit bersalah karena sudah sudah merahasiakannya dari Hardi, namun karena Rendra sekarang menerima pukulan darinya, semua rasa bersalahnya menghilang begitu saja.


“Bagaimana bisa kalian semua menyembunyikan hal seperti ini dari saya? Apa kalian tidak tahu kalau hal ini akan berdampak pada pemilihan umumnya nanti?” Bentak Hardi dengan jengkel.


“Ayah, jika Ayah khawatir kalau hubungan saya dengan Raisa akan berdampak pada penilaian. publik terhadap saya, maka Ayah tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Putramu tidak selemah itu sampai


tidak bisa mengurus hal itu,” ungkap Rendra dengan tenang.


“Mereka sedang menjalin hubungan dan mereka sangat mencintai satu sama lain! Sebagai keluarganya, kita harus mendukung mereka daripada berusaha untuk memisahkan mereka.”


“Ayah, apa Ayah bisa memberitahu saya siapa yang memberitahu Ayah tentang hal ini?”


“Ayah menerima sebuah panggilan pagi ini dari nomer yang tidak dikenal. Seorang pria misterius memberitahu Ayah tentang hal ini.”


“Tujuan utama orang itu adalah untuk menghasut Ayah agar Ayah memaksa saya untuk berpisah dengan Raisa. Tujuannya agar emosi saya berantakan dan merasakan sakitnya perpisahan, yang mana akan mempengaruhi saya selama pemilihan umum. Jelas–jelas dia punya niatan jahat,” jelas Rendra pada Hardi. Di saat yang bersamaan, dia bisa merasakan lukanya hampir akan robek lagi.


Hardi akhirnya mengerti. Dia menatap Sherin yang berkata dengan setia, “Saya sudah memilih. Raisa sebagai menantu saya. Saya tidak mau menerima orang lain.”


Beberapa saat yang lalu, Hardi merasa marah, namun sekarang, dia benar–benar kebingungan. “Apa Raisa bersedia menikah dengan Rendra? Apa Keluarga Sayaka mau memberikan restu mereka?”


“Mereka sangat bersedia memberikannya. Raisa dan Rendra saling mencintai. Jika kamu memisahkan mereka, maka kamu benar–benar akan menghancurkan kehidupan putramu.”


Rendra saat tersentuh akan hal itu dan menatap Sherin. Dukungan keluarganya adalah sumber utama kekuatannya.


Hardi mendesah setelah mendengar ucapan Sherin. Dia menatap Rendra. “Apa sakit?”


“Saya baik–baik saja.” Ucap Rendra sambil tersenyum. “Selama Ayah tidak marah lagi.”


“Kemari, Rendra. Biar Ibu lihat,” ucap Sherin dengan cemas.



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.