Ruang Untukmu

Bab 1222



Bab 1222

Bab 1222


Bab 1222 Gosip


Qiara mengangguk. “Akan saya ingat ucapanmu.”


“Jika pacar bos melihatmu berpakaian seperti ini, dia boleh jadi akan segera memecatmu hanya karena tidak suka,” tambah Cecilya.


Hal itu membuat Qiara penasaran. “Pak Sofyan sudah memiliki kekasih?”


“Kenapa kamu ingin tahu? Apakah menurutmu kamu punya peluang?” Entah mengapa, Cecilya tidak suka pada Qiara sejak pertama bertemu. Mungkin karena penampilannya, atau mungkin karena semua barang bermerek yang dia kenakan Pokoknya Cecilya tidak suka dengannya.


Qiara langsung mengibas tangannya. “Tidak, tentu saja tidak.”


“Hanya perempuan super kaya raya yang pantas mendapatkan cinta bos kita. Kita ini rakyat jelata, menyerah sajalah. Kekasihnya masih tidur saat saya mengantarkan pakaian wanita ke rumahnya; kalau tidak, tentu saya tahu seperti apa wajahnya bila dia dalam keadaan terjaga.”


Mata Qiara terbelalak. “Tunggu. Kapan kamu ke rumah bos?”


“Kemarin pagi.” Cecilya menopang dagunya dengan tangan. Tiga hari lalu, Nando menyuruhnya untuk mengirim satu set pakaian ke rumahnya. Dia pikir pasti ada seorang perempuan di rumah Nando yang membuatnya mengajukan permintaan itu. Jadi Cecilya mengambilkan satu setel pakaian luar dan dalam dari toko hotel dan mengantar ke rumahnya.


Qiara memukul keningnya. Ya Tuhan, itu saya. Cecilya pikir saya pacar Nando. “Kamu mungkin salah. paham. Sepertinya perempuan itu bukan kekasih Bapak Sofyan.” Saya perlu meluruskan hal ini.


“Perempuan itu menginap dua malam di rumah bos. Tentu saja dia pacar bos. Saya sudah bekerja sebagai asistennya selama dua tahun, dan itu pertama kalinya ada seorang perempuan menginap. di rumahnya,” jawab Cecilya terus terang..


Qiara tercengang, tetapi menyadari bahwa sia–sia saja membantahnya, maka dia hanya tersenyum. “Ada yang bisa saya kerjakan?” tanyanya


Cecilya meletakkan setumpuk dokumen di atas mejanya. “Nyalakan komputermu dan masuk ke sistem hotel. Saya akan mengajari kamu bagaimana mengerjakan semua dokumen ini.”


“Baik.” Dia senang ada yang bisa dia kerjakan.


Sekarang Cecilya punya waktu luang lebih banyak karena ada Qiara di sana. Tiba–tiba dia merasa ingin minum kopi. “Apakah kamu ada waktu? Ambilkan kopi untuk kita berdua.”


“Baik.” Qiara sangat bersemangat dengan pekerjaan pertamanya, dan tidak menolak saat disuruh, sehingga langsung menyanggupi.


“Kamu harus menyelesaikan ini semua hari ini. Sudah hampir batas waktu pembayaran gaji bulanan. Kita tidak boleh menundanya lebih lama.


Qiara agak terkejut. Saya baru bekerja selama dua puluh menit dan baru menyelesaikan dua halaman. Ada setumpuk dokumen di sini. Apa saya bisa menyelesaikan ini semua tepat waktu? Sepertinya saya akan lembur. Qiara kemudian pergi membeli kopi. Dia membelinya dengan uangnya sendiri.


Setelah rapat, Nando makan siang dengan para petinggi lalu pergi bermain golf di sore harinya. Jam kerja telah usai saat dia kembali ke hotel.


Cecilya bekerja tepat waktu, meninggalkan Qiara bekerja sendiri.


Qiara mengetik pelan–pelan karena tidak berpengalaman dalam menggunakan komputer. Selain itu, dia tidak terampil bekerja dengan angka, sehingga harus memeriksa ulang dua sampai tiga kali. Semua terasa berjalan sangat lambat.


Nando keluar dari lift. Dia datang untuk mengambil beberapa dokumen, tetapi saat masuk ke ruangan, dia melihat lampu masih menyala, dan terdengar suara seseorang sedang mengetik. Nando mengintip dan melihat seseorang sedang duduk di depan komputer, mengetik dengan sangat lambat. Qiara? “Kenapa kamu masih di sini” tanyanya.


Qiara hampir mendapat serangan jantung karena terkejut. Semua orang di lantai itu sudah pulang. Hanya dia yang bekerja lembur, dan Nando tiba–tiba memanggilnya yang membuatnya ketakutan.



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.