Ruang Untukmu

Bab 135



Bab 135

Bab 135


Bab 135


Tasya sangat bersemangat saat dia mengantar putranya ke sekolah. Setelah melayangkan ciuman kepada Jodi, dia memanggil taksi untuk berangkat kerja. Begitu dia tiba di kantor, dia memusatkan semua perhatiannya pada pekerjaan. Dia sempat membalas beberapa surel sebelum pergi menghadiri rapat pagi mereka. Felly menekan mereka agar meluncurkan produk baru untuk perusahaan dan departemen desain harus menghasilkan desain terbaru yang akan membantu penjualan mereka.


Dalam pertemuan tersebut, Felly memuji pekerjaan Tasya karena desain yang dibuat oleh Tasya menerima tanggapan bagus dari masyarakat umum. Desainnya cocok dengan pasar dan telah menjadi produk terlaris di banyak toko. Meski demikian, Tasya menerima pujiannya tanpa menyombongkan diri tentang hal itu.


Setelah itu, Felly memberikan pengumuman lain. “Departemen keuangan baru saja menelepon kita. Mereka memberi tahu bahwa mereka akan mengirimkan uang hadiah sedikit lebih awal kali ini, jadi mungkin akan dikirimkan sore ini. Kalian harus memeriksa rekening bank kalian dalam waktu dekat, Tasya dan Alisa.”


Alisa mendadak mengalihkan pandangannya ke arah Tasya. Ada tatapan tidak ramah di matanya. Tasya menyadarinya, tapi dia mengabaikannya karena dia tidak tahu apa yang berusaha Alisa lakukan. Setelah rapat selesai. Tasya kembali ke kantor. Tak lama kemudian, dia mendengar pemberitahuan dari rekening banknya. Dia membukanya dan melihat nominal uang dengan sebelas angka nol. Ya Tuhan. Tidak kusangka departemen keuangan begitu antusias membagikan uang. Mereka pantas mendapat acungan jempol. 1


Tasya merasa semakin termotivasi untuk bekerja setelah menerima hadiah uang tersebut dan dia menyelesaikan tiga draf sekaligus. Dia bahkan puas dengan ketiganya. Saat itu, telepon kantornya mulai berdering. “Halo?” Dia menjawab panggilan itu.


“Halo? Apakah ini Tasya? Aku ingin memberi tahumu tentang beberapa kabar orang dalam. Elan adalah orang yang mengatur supaya kamu memenangkan hadiah itu. Kalau kamu mengandalkan kemampuanmu sendiri, kamu hanya akan mampu memenangkan posisi ketiga atau kurang. Kamu tidak akan pernah memenangkan posisi pertama dengan kemampuanmu.” Ekspresi Tasya langsung berubah. “Siapa kamu? Bagaimana kamu mengetahui hal ini?”


“Identitasku tidaklah penting. Apa yang aku katakan adalah kebenaran. Kamu hanya mendapat hadiah ini karena Elan. Dialah yang menelepon pimpinan perusahaanku. Kamu bisa bertanya padanya kalau tidak memercayai perkataanku. Sebagian besar juri dan panitia penyelenggara mengetahui hal ini.” Orang itu mengakhiri panggilan setelah mengatakan hal tersebut.


Tasya masih kebingungan, namun dia dapat merasakan wajahnya memanas. Dia dapat mendengar telinganya berdenging scolah–olahı seseorang telah memberinya tamparan tak terlihat. Itu benar. Elan adalah orang yang memberiku hadiah ini. Aku tidak benar–benar layak mendapatkan semua uang ini. Seluruh tubuhnya terasa mendidih dan dia dapat merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dibandingkan biasanya. Wanita itu meraih ponselnya dan berjalan keluar dari kantor tanpa keraguan.


Alisa tengah duduk di dekat jendela. Wanita itu melebarkan bibirnya membentuk sebuah seringai dingin ketika melihat Tasya keluar dari kantor. Akankah dia tetap mengambil hadiah uang itu untuk dirinya sendiri sekarang pikir Alisa Sciclabi apa yang terjadi dengan Beni sebelumnya, Alisa berhasil inenghubungi pria itu untuk menanyakan intonnasi orang dalam mengenai hadiah


tersebut. Lalu, dia menghubungi salah satu manajer internal lain untuk membantunya melakukan panggilan itu. Alisa tidak akan membiarkan Tasya menjadi lebih terkenal daripada dirinya–idealnya, Alisa ingin seluruh kejadian ini menjadi viral agar nama baik Tasya hancur.


Tasya menarik napas dalam–dalam setelah tiba di lift. Dia memutuskan untuk tidak akan mengambil uang itu lagi. Bahkan piala itu terasa bagai sebuah bentuk hinaan baginya. Jika Elan akan


menggunakan cara seperti itu untuk berterima kasih padaku, aku tidak akan menerima niat baiknya sama sekali.


Sesampainya Tasya di kantor presdir, dia mengetuk pintu. “Masuk,” kata suara berat seorang pria. Wanita itu membuka pintu dan melihat Elan yang sedang duduk di dalam kantor tersebut. Dia tampak sangat sibuk karena ada tumpukan dokumen yang menutupi mejanya.


“Apa kamu yang mengatur agar aku mendapatkan hadiah yang kuterima? Katakan yang sejujurnya.” Tasya menghantamkan kedua tangannya di meja Elan selagi dia berusaha keras untuk tetap tenang dan rasional menghadapi situasi ini.


Elan menatapnya lama dan menyadari bahwa dirinya tidak bisa berbohong pada Tasya saat itu. Jadi, dia memberi wanita itu sebuah anggukan lembut. “Kenapa kamu melakukannya? Apa kamu mencoba berterima kasih padaku? Aku tidak membutuhkanmu untuk melakukan itu, Elan. Mulai sekarang, aku tidak membutuhkan keuntungan khusus yang kamu berikan padaku di perusahaan ini. Kamu tidak perlu terlibat dengan apa pun yang aku lakukan, oke?” Tasya terdengar seperti memohon pada Elan di akhir kalimatnya.


Raut wajah yang cukup tercengang tampak di wajah Elan saat dia menatap Tasya. Dia hanya ingin membantu wanita itu–dia tidak pernah ingin menyakitinya.


Previous Chapter novelbin


Next Chapter



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.