Ruang Untukmu

Bab 210



Bab 210

Bab 210


Ruang Untukmu


5 mutiara


Bab 210


Meskipun tidak tahu harus berkata apa, Tasya sejujurnya merasa tersentuh. “Terima kasih, tetapi kuharap kamu tidak menyuruh mereka untuk datang ke toko lagi. Aku mendapatkan posisi direktur asosiasi.” Wanita itu menghela napas.


“Kenapa begitu?” tanya Elan cemas.


“Aku ingin fokus mendesain saja. Aku tidak punya kemampuan manajemen, jadi aku tidak mau menghambat perusahaan.”


“Kenapa kamu tidak percaya diri dengan kemampuanmu sendiri? Memangnya kamu tidak mau naik gaji?”


“Kemampuanku terbatas dan aku pantas menerima gajiku yang sekarang ini. Terima kasih atas perhatianmu, Pak Elan. Tolong minta kerabat dan rekanmu untuk jangan datang lagi ke toko!”


Tasya menutup telepon setelah berkata demikian. Dia menghela napas lega kemudian menelepon Felly untuk memberitahunya tentang pengunduran dirinya. Mendengar itu, Felly pun menghormati keputusannya.


Setelah bekerja bersama Tasya selama beberapa bulan terakhir, Felly menyadari bahwa dia adalah wanita yang lugas dan jujur. Oleh karena itu, Felly sangat suka padanya.


Sementara itu, ada orang yang mulai menyebarkan desas-desus tentang topik itu di meja resepsionis dan langsung menjadi buah bibir di seluruh perusahaan.


“Kudengar Tasya yang akan menjadi Direktur Asosiasi Departemen Desain kali ini,” kata seorang wanita di meja resepsionis yang baru saja mendengar gosip itu.


“Kenapa dia?” Elsa segera membungkuk dan bergabung dalam percakapan itu.


“Kudengar tiga desainer dari Departemen Desain bersaing untuk posisi itu. Mereka memilih satu toko dan bersaing berdasarkan omzet penjualan bulan ini. Aku juga dengar kalau mereka semua dibantu oleh keluarga dan teman-teman mereka, tetapi Tasya melampaui yang lain.”


Seseorang bertanya, “Dari mana dia punya koneksi sebagus itu?”


“Siapa lagi? Tentu saja dari Pak Elan. Pak Elan sendiri yang meminta para manajernya untuk meramaikan toko Tasya!”


“Wah!”


Para wanita di meja resepsionis terkagum-kagum dan terkesiap, tetapi wajah Elsa justru memucat. Kalau saja dia tidak datang bekerja hari ini, dia bahkan tidak akan tahu kalau Tasya punya hubungan dengan seorang Elan Prapanca. Pria itu bahkan membantu Tasya mendapat promosi dan kenaikan gaji sampai-sampai dia bersedia menekan harga dirinya dan meminta para manajernya untuk membantu.


Seberapa dekat mereka sampai-sampai Elan rela melakukan itu demi Tasya? Elsa tidak yakin mereka tidak pernah tidur bersama. “Dasar tidak tahu malu. Bisa-bisanya dia merayu presdir?” Elsa mencibir.


Para wanita di meja resepsionis mengagumi keberanian Elsa. Selama ini, tidak ada seorang pun di perusahaan yang berani memarahi Tasya, apa lagi menyinggung perasaannya.


“Ha! Dia itu perempuan kotor. Dia pikir dia pantas mendapatkan Pak Elan? Dasar perempuan jahat,” kata Elsa sambil mengertakkan gigi saat mencaci Tasya.


“Elsa, kenapa kamu bisa bilang begitu? Beri tahu kami! Dari mana kamu tahu kalau Tasya itu perempuan kotor?”


“Dia punya anak haram dan anak itu lahir lima tahun lalu setelah dia tidur dengan seorang pria. Dia juga pernah bekerja di kelab, melayani pelanggan, dan tidur dengan mereka cuma demi melanjutkan studi di luar negeri. Akhirnya, dia diusir dari rumah.”


“Dari mana kamu tahu?”


“Dia itu anak mantan istri ayahku!” Elsa memutuskan untuk tidak menyembunyikan identitasnya Tasya lagi.


“Apa?!” Semua orang di meja resepsionis berseru kaget. Elsa benar-benar membawa berita yang menarik! Tidak heran Tasya dapat dukungan dari Pak Elan-ternyata itu karena keahliannya dalam merayu pria yang sudah terasah sejak lima tahun lalu!


Para resepsionis itu tertarik dengan cerita Elsa, jadi dia menceritakan masa lalu Tasya kepada mereka dengan ditambahi bumbu yang bermacam-macam. Dia bilang, Tasya dipanggil ‘Tuan Putri dari Neraka’, ‘Simpanan Paling Populer’, dan istilah lain yang terlintas di benaknya saat ini.


Para wanita di meja resepsionis adalah penggosip andal dan mereka diam-diam menceritakan gosip tentang masa lalu Tasya pada siapa pun yang mereka temui. Reputasi Tasya hancur lagi malam itu.


Orang-orang memang sudah penasaran bagaimana Tasya bisa berhasil menggunakan koneksi milik Elan. Lagi pula, kebanyakan dari mereka sudah berasumsi bahwa Tasya dan Elan pernah tidur bersama. Kini, setelah mendengar skandal Tasya lima tahun lalu, semuanya jadi masuk akal. Hanya dengan desas-desus itu, Tasya dikenal sebagai wanita gampangan di seluruh perusahaan.


Namun, Tasya yang kini berada di ruangannya sama sekali tidak tahu apa yang sedang menimpanya.


Begitu Alisa tahu kalau Tasya mengundurkan diri dari kompetisi, dia jadi lebih termotivasi untuk mendapatkan posisi direktur asosiasi.


Sementara itu, sebuah mobil mewah terparkir di garasi. Roy mengikuti Elan naik lift. Namun, ketika lift itu berhenti di lantai enam Departemen Desain, Elan menoleh pada asistennya dan berkata, “Kamu naik dahulu.”


Roy mengangguk. Tepat ketika Elan melangkah keluar dari lift dan bermaksud mencari Tasya, dia melewati dapur dan mendengar gosip di balik jendela kaca.


Previous Chapter


Next Chapter



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.