Ruang Untukmu

Bab 260



Bab 260

Bab 260


Ruang Untukmu Bab 260


Leave a Comment I Ruang Untukmu / By Hmmark


© x


Bab 260 Romi merasa sepertinya Tasya bisa saja menikah dengan Elan, karena dia terlihat sangat perhatian pada Elan.


Setelah makan malam, Romi menuju kasir untuk membayar makanan, tapi dia baru tahu kalau Roy sudah melakukannya.


Setelah itu, dia kembali ke meja makan dan memberitahu Frans, "Pak Frans, Pak Elan sudah membayar makanannya." "Apa?! Pak Elan,


seharusnya saya yang membayar makanannya!" Frans merasa tidak enak hati.


Bagaimana bisa dia membiarkan Elan yang membayar makanannya? "Jangan khawatir, Pak Frans.


Kita ini kan keluarga." Ujar Elan sambil tersenyum dan matanya sedikit melirik pada perempuan muda yang duduk di samping Frans.


Tasya dengan segera menundukkan kepalanya dan berkata dalam hatinya, Siapa yang keluargamu?!


Di satu sisi, Frans hanya bisa berterima kasih saja pada Elan.


Tiba-tiba, Frans mendapat telepon dari kantornya, mengatakan kalau ada sesuatu hal penting yang harus segera dia cek.


Barulah saat Tasya melihat Ayahnya yang tidak henti-hentinya menjabat tangan Elan, dia baru sadar kalau dia sudah bersikap tidak sopan pada Elan.


Melihat apa yang sudah dia lakukan dan bagaimana sikap Ayahnya pada Elan, yang takut kalau Elan akan berubah pikiran.


Tasya tidak menghormati Elan dan dia bahkan menganggap Elan menjijikkan.


Sampai saat ini, dia masih menganggap Elan seperti orang biasa, tidak lebih hebat dari dirinya.


Tapi setelah melihat sikap Ayahnya sekarang, dia sadar kalau dia sudah terlalu kasar pada Elan.


Sekarang sudah waktunya Tasya untuk pulang.


Dia pun mendekati Elan dan berkata, ’ Terima kasih untuk hari ini, Pak Elan.


Saya harus mengantar jodi Setelah sampai di rumah, Jodi bermain-main dengan mainan Lego barunya di lantai.


Dia sibuk bermain sendiri.


Tasya pun menggunakan kesempatan ini untuk meneruskan pekerjaannya.


Sekarang, yang harus dia desain adalah kalung Elan. novelbin


Tapi dia tidak begitu puas dengan desain yang sudah dia buat malam itu.


Ditambah lagi, pikirannya sedang kacau.


Dia tidak bisa fokus.


Sementara itu di kediaman keluarga Merian, Pingkan menelepon Frans untuk menanyakan nasib Perusahaan Konstruksi Merian.


Frans mengatakan yang sebenarnya kalau Elan sudah membantunya dan perusahaan tidak akan diakuisisi.


Pingkan menghela napas lega mendengarnya.


Perusahaan Frans sudah diselamatkan, jadi sekarang dia harus memikirkan cara untuk merebut perusahaan itu.


Dia tidak bisa diam saja melihat ini semua.


Sementara itu, Helen sedang di rumah menunggu telepon dari Elan.


Sudah dua hari sejak dia meminta Tasya untuk memberikan kalungnya pada Elan, tapi Elan masih belum meneleponnya juga.


READING FREE LIGHT NOVEL AT NOVEL BIN



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.