Ruang Untukmu

Bab 272



Bab 272

Bab 272


Ruang Untukmu Bab 272


Leave a Comment / Ruang Untukmu / By Admin 01


Bab 272 Elsa tergagap dan bertanya, "Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu. Takdir membawaku bisa bertemu dengan keluarga


Prapanca. Aku pernah menyclamatkan seseorang dari keluarga Prapanca, dan sekarang mereka membalas budi dengan menjagaku,


makanya aku diundang ke pesta Nyonya Prapanca." "Beritahu aku bagaimana kamu bisa mengenal keluarga Prapanca.


Apa yang sudah kamu lakukan sampai mereka sangat menghargaimu?" Tanya Elsa penasaran, bertanya-tanya bagaimana Helen sangat


beruntung bisa mengenal keluarga Prapanca.


"Aku tidak berani memberitahumu sekarang, tapi aku tahu kita punya tujuan yang sama saat kita datang ke pestanya-membuat keluarga


Prapanca membenci Tasya.


Kita harus membuat mereka sangat membencinya sampai dia tidak sanggup lagi menghadapi mereka," ujar Helen.


Elsa juga merasakan hal yang sama seperti Helen dan dia setuju dengan rencana Helen.


"Kamu benar.


Kita harus bekerjasama dan merusak hubungan Tasya dengan Elan agar dia tidak bisa menikah dan jadi menantu keluarga Prapanca."


"Aku sudah punya rencana, jadi kamu tinggal mengikutinya saja." Helen memang biasanya selalu jadi dalang dibalik rencana-rencana busuk


pada Tasya.


Sedangkan Elsa, sudah tahu kalau Helen memang perempuan yang cerdik, jadi dia menganggukkan kepala setuju.


"Tenang saja, aku pasti setuju dengan rencanamu.


Sama sepertimu, aku juga ingin mempermalukan Tasya saat di pesta." Meskipun Elsa tidak tahu bagaimana Helen bisa mengenal keluarga


Prapanca, dia mendapatkan sebuah hadiah kalung seharga dua juta dari Helen sebelum mereka berpisah.


Saat Elsa menerima kalung itu, dia sangat senang dengan hadiahnya sampai dia tidak lagi ingin tahu tentang hubungan Helen dengan


keluarga Prapanca.


Dia kini berpikir bagaimana caranya agar bisa semakin akrab dengan Helen.


Ternyata, aku tidak bisa memandang Helen sebagai orang rendahan lagi.


Siang itu, Tasya sedang ada di ruang kerjanya sedang mengerjakan konsep desainnya.


Dengan banyaknya ide dan inspirasi yang ada di pikirannya, Tasya menambahkan beberapa modifikasi pada kalung Elan, sehingga kalung itu semakin memperlihatkan sosok tegas Elan.


Tapi, saat sedang mengerjakan desainnya, entah kenapa Tasya tiba-tiba ingin menggambar wajah Elan.


Meskipun Elan memiliki ketampanan sempurna jika dilihat dari berbagai sudut, Tasya ingin menggambar sosok Elan yang sedang bersulang dengannya waktu itu.


Sosok Elan yang terlihat hangat, berbeda dari dia biasanya.


Sepanjang siang, Tasya akhirnya hanya menggambar Elan saja.


Tentu saja, Tasya tidak akan memberitahu siapapun kalau dia menggambar Elan dan akan menyimpan dan mengaguminya sendiri nanti untuk mengisi waktu luang.


Di saat yang bersamaan, Elan sedang menghabiskan sepanjang siang dengan rapat rutin di ruang kerjanya, sedangkan Jodi sedang asyik bermain Lego di ruang bermain.


Saat melihat jam, Elan r dari ruangannya, bertanya-tanya apa yang sedang Tasya lakukan.


Kebetulan, ruang kerja mereka ada di lantai yang sama.


Makanya, dia ingin mengecek Tasya di ruangannya.


Sosok Elan di kertas gambar terlihat begitu nyata.


Kemampuan menggambar Tasya memang luar biasa.


Tasya sendiri masih disibukkan dengan menggambar alis Elan yang tebal dan panjang.


Sekarang, mata di gambar itu tampak sempurna.


Setelah menyelesaikan bagian alisnya, sosok sendiri nanti untuk mengisi waktu luang.


Di saat yang bersamaan, Elan sedang menghabiskan sepanjang siang dengan rapat rutin di ruang kerjanya, sedangkan Jodi sedang asyik bermain Lego di ruang bermain.


Saat melihat jam, Elan keluar dari ruangannya, bertanya-tanya apa yang sedang Tasya lakukan.


Kebetulan, ruang kerja mereka ada di lantai yang sama.


Makanya, dia ingin mengecek Tasya di ruangannya.


Sosok Elan di kertas gambar terlihat begitu nyata.


Kemampuan menggambar Tasya memang luar biasa.


Tasya sendiri masih disibukkan dengan menggambar alis Elan yang tebal dan panjang.


Sekarang, mata di gambar itu tampak sempurna.


Setelah menyelesaikan bagian alisnya, sosok Elan dalam gambar itu terlihat nyata.


Tasya mengagumi hasil karyanya sambil menyesap secangkir teh di tangannya.


Dia bertanya-tanya, bagaimana bisa takdir membiarkan orang setampan Elan hidup di dunia ini.


Tiba-tiba, Tasya mendengar seseorang mengetuk pintu.


Jadi, dia dengan cepat menutupi gambarnya itu dengan apapun yang ada di sekitarnya.


Tasya melihat ke arah pintu dan berkata, "Masuklah." Keuka pintu terbuka, sosok Elan yang menawan terlihat, membuat Tasya gugup dan


wajahnya memerah.


Tasya pun berdiri dan bertanya, "Ada apa?" "Apa desain kalungku sudah selesai?" tanya Elan, sambil mendekati meja Tasya.


Tasya memberikan konsep desain yang sudah jadi pada Elan.


"Ini.


Coba lihat dulu apakah kamu suka atau tidak." Elan melihat konsep desainnya, mengamati keindahan dan kemewahan kalung yang saling


bertautan ujungnya.


Melihat mahakarya yang begitu indah ini, dia menganggukkan kepalanya, merasa puas dengan hasilnya.


Elan berkata, “Bagusjuga.


READING FREE LIGHT NOVEL AT NOVEL BIN



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.