Ruang Untukmu

Bad 1103



Bad 1103

Bad 1103


Bab 1103 Menjodohkan Rendra


Ketika Raisa mengeluarkan ponsel dari tasnya dia melihat saat itu pukul 17.30. Raisa terkejut dan berkata, “Saya harus pergi.”


“Saya akan mengantarmu,” Rendra menawarkan.


“Tidak apa–apa. Emir bisa mengantar saya,” Raisa menolaknya sambil menggelengkan kepalanya. Tawarannya untuk mengantarnya ke rumah sangat menakutkan.


Rendra tidak berdebat dengannya, dia mengulurkan tangan membelai wajahnya, terlihat ada jejak merah di pipinya karena tidur siangnya.


Raisa mengizinkannya untuk membelai wajahnya sesuka hatinya. Raisa melingkarkan lengannya di pinggang Rendra dan menciumi dadanya dengan berani. Namun, Raisa masih merasa pusing dan tidak menginginkan apa pun selain tidur sebentar di pelukannya.


Rendra dengan lembut membelai rambutnya dan bergumam, “Starla akan pulang dua hari lagi. Kamu dan orang tuamu harus mampir untuk makan malam bersama keluarga.”


Raisa menegang setelah mendengar perkataan Rendra. Mimpi buruknya terlintas di depan matanya dan membuat tulang punggungnya merinding. Raisa memeluknya dengan erat dan mengaku, “Saya sedikit khawatir.”


“Kenapa? Ada saya,” Rendra meyakinkannya sambil menatapnya.


Raisa tidak bisa memaksa dirinya untuk menceritakan mimpi buruk yang dia alami di mana dia dimarahi di depan semua orang karena dia.


“Apakah saya benar–benar harus makan bersama keluargamu?” tanya Raisa dengan lemah sambil menatapnya dengan putus asa.


Rendra mengangguk. “Saya menantikan bahwa kamu dan orang tuamu datang ke rumah saya.”


Raisa menghela napas. Tampaknya beberapa hal tidak dapat dihindari, pikir Raisa dengan pasrah. Dia diam–diam bersumpah. Tolong jangan biarkan Rendra jatuh cinta pada saya.


“Baiklah,” Raisa berjanji.


Setelah itu, Emir mengantarnya pulang, dan Rendra kembali ke rumahnya untuk makan malam.


Kediaman Keluarga Hernandar merupakan bangunan besar dan megah yang memiliki delapan tiang bergaya Romawi. Arsitektur melambangkan rumah tersebut sebagai kekuatan keluarga.


Meskipun sudah lanjut usia, Sherin bersikeras pada putra satu–satunya, agar dia dapat melanjutkan garis keturunan keluarga superior. Namun, tiga puluh tiga tahun telah berlalu, dan tuan muda dari keluarga tersebut tidak tertarik untuk menikah. Orang tuanya hampir berusia delapan puluh tahun. Mereka sangat ingin melihatnya memiliki anak sebelum mereka meninggal. Pasangan lansia itu memutuskan untuk menjodohkan Rendra.


Rendra pulang malam pada saat ini dan melihat seorang wanita muda duduk di samping mamanya. Wajah wanita muda itu bersinar ketika dia melihatnya.


Kemudian, Sherin memberikan isyarat kepada putranya dan berkata, “Rendra, kemarilah. Ada seseorang yang ingin menemuimu.”


Rendra langsung mengetahui niat mamanya, kemudian Rendra dengan tenang mendekati mamanya dan duduk di sampingnya.


“Ini Sonia Liando, keponakan dari Erlando. Dia berumur dua puluh enam tahun dan seorang guru piano kelas dunia. Saya rasa wanita muda yang cantik dan sopan seperti dia cocok untukmu.” Mamanya Rendra setuju menerima Sonia sebagai menantunya.


Sherin sangat cemas membawa pulang gadis yang dia anggap sebagai pasangan potensial untuk Rendra yang selalu cerewet.


“Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu. Rendra. Saya sudah banyak mendengar tentangmu dari Om Erlando,” sapa Sonia dengan malu–malu, namun diam–diam Sonia sangat senang. Sonia tidak tahu bahwa dia diperhatikan oleh Sherin. Sonia diundang ke Kediaman Keluarga Hernandar untuk bertemu dengan Rendra secara pribadi yang merupakan upaya Erlando untuk mendapatkan bantuan dari wanita tua itu.


Sonia telah tiba di Kediaman Keluarga Hernandar pada sore hari. Sonia menghabiskan setengah hari bersama Sherin dan Hardi. Selain itu, Sonia telah membuat mereka terkesan dengan manuver yang cerdik melalui percakapan mereka sambil menunjukkan etika yang menawan.


Rendra tersenyum dan berkata, “Senang bertemu denganmu, Sonia. Selamat datang di Kediaman. Keluarga Hernandar.”


Sonia salah mengartikan senyumnya sebagai tanda bahwa Rendra memiliki perasaan terhadapnya. Meskipun Sonia hanya melihatnya di televisi, Rendra tampak lebih tampan dilihat secara langsung. Jantungnya mulai berdebar. Sonia berkata dalam hatinya untuk memanfaatkan kesempatan ini dan membuat kesan yang baik. Sonia bisa menjadi nyonya Hernandar berikutnya jika dia bisa memanfaatkan kesempatan tersebut. Selain itu, dia bisa menjadi istri calon wakil presiden! Ini bisa menjadi momen paling penting dalam hidupnya, dan dia tidak bisa membiarkannya lolos begitu saja.


Kemudian, Sherin segera izin untuk memeriksa hidangan di dapur. Niatnya adalah membiarkan Rendra dan Sonia menghabiskan waktu berdua saja. Akibatnya, hanya mereka berdua yang duduk di


sofa.



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.