Menantu Pahlawan Negara by Sarjana

Chapter 376



Chapter 376

Chapter 376


Bab 376 Memanfaatkanmu untuk Menunjukkan Wibawaku


Melihat Ardika tidak berencana membiarkan Wakanda pergl. Alden mengerutkan keningnya.


+15 BONUS


Seorang pengawal yang berdiri di belakang sang raja preman berkata dengan dingin. “Pak Raka,


Wakanda bersedia pergi karena mempertimbangkan Tuan Alden, sebaiknya kamu jangan keterlaluan!”


Di mata pengawal itu, Alden sudah memerintahkan Wakanda untuk pergi dari sini.


Dengan mempertimbangkan Alden, Wakanda sendiri juga sudah menyetujui untuk segera pergi dari


sini.


Kalau begitu, seharusnya masalah ini berhenti sampai di sini saja.


Namun, Ardika malah tidak membiarkan Wakanda pergi, seolah–olah belum puas.


Tindakan Ardika sama saja dengan mempermalukan Alden.


Di Kota Banyuli, baik wali kota maupun kepala preman, baik anggota instansi pemerintahan maupun


para pelaku kriminal, siapa yang berani tidak menghormati Alden?


“Ibarat pepatah, kalau nggak tahu penderitaan yang dilalui oleh orang lain, sebaiknya jangan


membujuk orang lain untuk bersikap baik. Tuan Alden, seharusnya anak buahmu mengerti hal ini,


bukan?”


Ardika sama sekali tidak melirik pengawal itu, dia hanya berkata pada Alden dengan acuh tak acuh.


Wakanda membawa anggotanya datang membuat keributan di acara penggantian nama Grup Bintang


Darma. Selain itu, dia juga mempermalukan sahabatku yang sudah meninggal di depan umum. Jadi,


aku nggak mungkin membiarkannya pergi begitu saja hanya karena kamu memerintahkannya untuk


pergi.”


“Raka, dasar lancang!”


Pengawal itu langsung marah besar, dia menunjuk Ardika dan berkata, “Tuan Alden memiliki


kekuasaan absolut untuk berbicara, nggak ada seorang pun di dunia preman yang nggak mengetahui


hal ini. Berani- beraninya kamu berbicara seolah–olah kata–kata Tuan Alden nggak ada artinya….”


“Plak!”


Satu tamparan keras membuat pengawal itu menelan kembali kata–kata yang hendak diucapkannya.


“Keluar dari sini, kamu nggak berhak berbicara di sini.”


Alden menarik kembali lengannya yang terulur. Walaupun dia tidak marah, tetapi auranya tetap sangat


menakutkan.


Pengawal itu tidak berani membantah perintah Alden, dia melirik Ardika dengan sorot mata marah, lalu


berbalik dan pergi.


“Aku nggak akan ikut campur dalam urusan kalian.”


Alden sama sekali tidak marah karena ucapan Ardika tadi.


+15 BONUS


Setelah mengucapkan satu kalimat itu dengan acuh tak acuh, dia berjalan menuju ke area istirahat di


lobi, lalu duduk dan menyaksikan pertunjukan di hadapannya dengan penuh minat.


Wakanda berbalik, lalu memelototi Ardika dan berkata, “Raka, nggak peduli sekaya apa pun kamu,


juga


nggak ada hubungannya dengankul Apa kamu benar–benar mengira aku takut padamu?! Tadi aku


hanya


mempertimbangkan Alden!”


Walaupun identitas Ardika sebagai presdir dua perusahaan besar bernilai fantastis membuat Wakanda


terkejut, tetapi dia juga memiliki aset sebesar ratusan miliar. Dia tidak kekurangan uang.


Selain itu, sebagai Kepala Sekolah Bela Dirl Wakanda, dia memiliki relasi yang sangat luas di Kota


Banyuli dari berbagai kalangan, bahkan memiliki hubungan yang dalam dengan tiga keluarga besar.


Dia tidak ingin memprovokasi Raka yang latar belakangnya misterius ini, tetapi dia juga tidak ingin


diperlakukan sesuka hati orang lain!


Ardika berkata dengan acuh tak acuh, “Kamu takut padaku atau nggak, nggak masalah. Majikanmu


menginstruksikanmu untuk datang membuat keributan di sini karena ingin mempermalukan Grup


Bintang Darma. Kalau begitu, kebetulan sekali aku bisa memanfaatkanmu untuk menunjukkan


wibawaku. Aku nggak bisa memblarkanmu datang ke sini sia–sia.”


“Hah, memangnya kamu pikir kamu siapa?!”


Wakanda memelototi Ardika, lalu menunjuk dua ratus orang murid sekolah bela diri yang berada di


belakangnya. “Aku punya murid sebanyak ini, sedangkan Grup Bintang Darma bahkan nggak memiliki


satu petugas keamanan pun. Aku bisa masuk dan keluar dari tempat ini sesuka hatiku. Raka, atas


dasar apa kamu bisa memanfaatkanku untuk menunjukkan wibawamu?!”


Dua ratus orang murid yang berdiri di belakang Wakanda juga memelototi Ardika.


Sebelumnya Ardika sudah mempermalukan mereka, amarah mereka sudah membara.


Selama kepala sekolah memberi mereka perintah, mereka akan langsung menerjang ke seluruh sudut


gedung Grup Bintang Darma dan menghancurkannya hingga hancur berkeping–keping!


“Plok! Plok!”


Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Ardika hanya menepuk tangannya dengan pelan.


“Tak… tak… tak….”


Tiba–tiba, terdengar suara langkah kaki dengan ritme yang teratur. Sekitar seratus pria berambut


cepak berjalan keluar dari kedua sisi lobi.


Mereka semua mengenakan seragam satpam yang masih baru.


Mereka berdiri dengan sangat tegak, pandangan mereka fokus ke depan.


Kalau orang–orang yang berbaris dengan rapi ini dibandingkan dengan murid–murid yang berdiri


dalam


+15 BONUS


posisi berantakan dan tidak tegak itu, sudah bisa ditentukan slapa yang lebih unggul.


“Tentara?”


Begitu menyadari asal–usul orang–orang itu, Wakanda terkejut sejenak, lalu mencibir.


“Apa gunanya postur berdiri tentara? Murid–muridku ini sudah berlatih bela diri selama delapan hingga


sepuluh tahun, satu lawan tiga nggak masalah bagi muridku!”



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.