Menantu Pahlawan Negara by Sarjana

Chatper 413



Chatper 413

Chatper 413


Bab 413 Bibl Luna


“Grup Lautan Berlian sudah dikenal sebagai perusahaan besar di Kota Banyuli, Ardika, saat kamu dan


Luna menikah, Pak Alden juga menghadiri acara pernikahan kalian.”


*Karena dia sudah mengakui kemampuanmu dan mempromosikanmu sebagai manajer, kamu harus


bekerja dengan giat, jangan sampai mengecewakan kepercayaan orang lain terhadapmu. Apa kamu


mengerti?”


Setelah memuji Ardika, Desi mulai menasihati Ardika lagi.


Namun, kali ini ekspresi senang tampak jelas di wajahnya.


Berbeda seperti sebelumnya, dia selalu saja mengerutkan keningnya di hadapan Ardika dan menyindir


Ardika.


Ardika selalu dipandang rendah oleh orang lain.


Karena itulah, dia merasa sangat malu saat berinteraksi di luar.


Kini, Ardika sudah menjadi manajer departemen keamanan Grup Lautan Berlian.


Kelak, saat membicarakan tentang Ardika kepada para kenalannya, dia tidak perlu merasa malu lagi.


Saat ini, makin lama melihat Ardika, Desi makin menyukai menantunya itu. Dia berkata, “Ardika, besok


siang kamu bisa izin nggak?”


“Ibu, bagaimanapun juga, aku sudah menjadi seorang manajer. Aku nggak harus berada di


perusahaan setiap saat.”


Senyuman di wajah Ardika makin cerah.


Akhirnya Desi sudah mengakuinya, dia juga sangat senang.


“Ibu, besok siang Ibu ada urusan apa?”


Luna tampak penasaran.


Desi tersenyum dan berkata, “Besok bibimu sekeluarga akan datang ke Kota Banyuli. Besok siang kita


semua berkumpul dan makan bersama. Ardika juga ikut.”


Sebelumnya, dia tidak berencana memanggil Ardika untuk ikut menghadiri acara makan siang


keluarga mereka karena takut mempermalukan diri sendiri di hadapan adiknya sekeluarga.


Namun, Ardika yang sekarang sudah berbeda dari yang dulu. Menantunya itu sudah patut


dibanggakan.


“Bibi sekeluarga datang, ya. Kita sudah bertahun–tahun nggak bertemu dengan mereka.”


Luna juga sangat senang.


+15 BONUS


Bibinya bernama Amanda Liwanto, lebih muda beberapa bulan dari Desi.


Dalam ingatan Luna, bibinya sangat baik pada dirinya dan adiknya. Hanya saja, belasan tahun yang


lalu, bibinya sudah menikah dan tinggal di tempat yang jauh. Sejak itulah, Luna tidak pernah bertemu


dengan bibinya lagi.


“Kebetulan pamanmu dinas di tim tempur Kota Banyuli, jadi bibimu dan yang lainnya baru diam–diam


datang menemuiku. Kamu sendiri juga tahu biasanya kakekmu dan yang lainnya nggak mengizinkan


anggota Keluarga Liwanto untuk mengunjungi Kota Banyuli,” kata Desi.


Kala Mu, kakek Luna menentang keras pernikahan Desi dan Jacky. Namun, Desi tetap keras kepala,


mengambil keputusan sepihak dan mendaftarkan pernikahannya dengan Jacky.


Kakek Luna bukanlah orang yang berpikiran terbuka.


Dia beranggapan putrinya sudah mempermalukan Keluarga Liwanto. Dia tidak mengizinkan putrinya


untuk kembali ke kediaman Keluarga Liwanto, juga nggak mengizinkan anggota Keluarga Liwanto


lainnya berhubungan dengan Desi.


Bahkan anggota Keluarga Liwanto lainnya dilarang untuk berkunjung ke Kota Banyuli.


Jadi, Desi bahkan tidak memberi tahu Keluarga Liwanto mengenai pernikahan Luna.


“Luna, Handoko, besok siang kalian juga pergi ke Hotel Puritama tepat waktu, ya.”


Desi berpesan sekali lagi pada putra dan putrinya.


Makan malam ini sangat harmonis dan menyenangkan.


Keesokan harinya.


Ardika pergi ke Grup Bintang Darma dan menjalani perannya sebagai presdir sejenak.


Saat jam hampir menunjukkan pukul sepuluh pagi, dia baru berangkat ke Grup Lautan Berlian. Di sini,


perannya sudah menjadi seorang manajer departemen keamanan.


“Kak Ardika, kamu sudah datang, ya! Bu Tina sedang menunggumu di dalam ruangan.”


Begitu melihat kedatangan Ardika, Zakheus dan yang lainnya segera menyapanya.


Dia tidak memberi tahu Ardika saat ini raut wajah Tina tampak muram.


Walaupun dia tahu Tina sedang memendam amarah pada Ardika, tetapi kemarin mereka sudah


melihat dengan mata kepala mereka sendiri Alden sangat sungkan pada Ardika. Jadi, mereka merasa


masalah itu bukanlah masalah besar.


“Tina? Untuk apa dia mencariku?”


Setelah tertegun sejenak, Ardika baru menyadari Bu Tina yang dimaksud oleh Zakheus adalah Tina,


sahabat istrinya.


2/3 –


+15 BONUS


Begitu memasuki ruangan Tina, dia melihat wanita itu melipat kedua lengannya di depan dada dan


menatapnya dengan tatapan arogan.


“Ardika, coba kamu lihat sendiri sekarang sudah jam berapa. Sekarang sudah jam sepuluh, kenapa


kamu baru datang bekerja?! Apa kamu sama sekali nggak tahu caranya mengelolas waktu?! Apa


kamu pikir bekerja di sebuah perusahaan sama saja dengan pada saat kamu mencuci baju dan


memasak di


rumah ….”


Tina langsung memarahi Ardika panjang lebar.


Ardika tahu wanita itu sengaja mencari masalah dengannya. Namun, karena mempertimbangkan


istrinya, dia malas mencari perhitungan dengan Tina.


“Huh! Jangan pikir setelah kamu menjadi manajer departemen keamanan, kamu sudah bisa


berperilaku sesuka hatimu! Kalau bukan karena aku, apa kamu bisa masuk ke Grup Lautan Berlian?


Ayahku juga mempertimbangkan aku baru mempromosikanmu ke jabatan manajer. Kalau nggak, siapa


yang mengenal kamu?!”



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.