Menantu Pahlawan Negara by Sarjana

Chatper 441



Chatper 441

Chatper 441


Bab 441 Billy Adalah Seorang Ahli Menggunakan Racun


“Tuan Ardika, sekarang Vincent, bawahan Billy yang merupakan ahli bela diri nomor satu di antara


para bawahannya sudah mati. Mereka sudah seperti harimau yang nggak punya gigi.”


“Bagaimana kalau aku dan Romi langsung membawa Geri dan yang lainnya ke sana untuk


membunuhnya?” tanpa Jinto dengan ekspresi malu. Dia terlihat berdiri dengan sopan di hadapan


Ardika.


Romi yang berdiri di samping juga menunjukkan sorot mata penuh harap.


Dalam kurun waktu sehari saja, dunia preman Kota Banyuli sudah mengalami perubahan yang


signifikan.


Alden sudah mati.


Billy juga sudah kehilangan satu orang kepercayaannya, menjadi seperti harimau yang tidak


mempunyai


gigi.


Di saat seperti ini, tentu saja Jinto dan Romi menyadari kesempatan mereka sudah datang!


Mereka ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menggantikan dua raja preman itu menjadi dua raja


preman yang baru!


Namun, sebelum melakukan hal itu, mereka berdua ingin mendapatkan dukungan dari Ardika.


Kalau tanpa dukungan Ardika, baik Billy maupun Alden bisa membunuh mereka dengan mudah.


Untung saja, kedua raja preman itu sudah menyinggung Ardika, Jadi mereka sudah ditakdirkan untuk


hancur!


Tentu saja Ardika memahami pemikiran mereka. Dia berkata dengan acuh tak acuh, “Kalau begitu,


kalian


bawa Geri dan yang lainnya ke Vila Lacosta.”


“Kalau Billy patuh, kalian boleh ampuni nyawanya. Kalau dia nggak patuh, terserah kallan saja.”


“Baik, Tuan Ardika!”


Setelah mendengar ucapan Ardika, Jinto dan Romi sangat senang. Mereka segera membawa mayat


Vincent dan pergi dengan tergesa–gesa


Namun, tak lama kemudian, mereka berdua kembali dalam kondisi menyedihkan.


“Tuan Ardika, kami benar–benar nggak berguna!”


Mereka berlutut di hadapan Ardika dengan ekspresi pucat pasi.


Begitu melihat kondisi mereka, Ardika tahu mereka pasti gagal menyelesaikan tugas yang


diberikannyal dengan baik.


+15 BONUS


“Katakan saja. Apa yang telah terjadi?” kata Ardika dengan acuh tak acuh. Dia tidak menunjukkan


tanda- tanda ingin menyuruh mereka berdiri.


“Tuan Ardika, kami sudah jatuh dalam perangkap Billy si bajingan tua bangka itu


Dengan ekspresi malu sekaligus bersalah, Jinto menceritakan kembali kepada Ardika apa yang telah


terjadi.


Ternyata, setelah tiba di Vila Lacosta, mereka meminta Geri dan lima orang lainnya membukakan jalan


untuk mereka.


Biarpun anak buah Billy banyak dan menguasai seni bela diri, tetapi selain Vincent yang sudah mati,


kekuatan anak buahnya yang lainnya biasa–biasa saja.


Walaupun menang jumlah, mereka tetap tidak mampu melawan enam orang tentara yang sudah


berpengalaman di perbatasan itu.


Pada akhirnya, Billy terpaksa keluar untuk menyambut kedatangan mereka. Setelah membawa mereka


masuk ke dalam Vila Lacosta, Billy secara pribadi menuangkan teh kepada mereka semua, bahkan


pria itu juga menyerahkan teh kepada Geri dan yang lainnya secara pribadi.


Melihat Billy bersikap sangat sopan pada mereka, Jinto dan Romi mulai berbangga diri.


Siapa sangka saat mereka meminta Alden mengungkapkan kepada mereka siapa pengkhianat dalam


Grup Lautan Berlian dan siapa yang sudah menggunakan racun kuno untuk membunuh Alden, tiba–


tiba ekspresi Billy langsung berubah drastis.


Jinto dan Romi sama sekali tidak takut pada Billy, bahkan mereka tidak berharap Billy patuh pada


mereka.


Dengan begitu, mereka memiliki alasan untuk membunuh Billy dan menggantikannya menjadi raja


preman baru.


Karena itulah, mereka memerintahkan Geri dan yang lainnya untuk menahan Billy dan bersiap untuk


memaksa pria itu untuk memberi mereka informasi yang mereka inginkan, lalu membunuh sang raja


preman.


Saat Geri dan yang lainnya hendak beraksi, keenam orang itu malah terjatuh ke lantai dan tidak


sadarkan diri lagi!


Jinto dan Romi langsung tercengang.


Kalau bukan karena Billy sendiri yang mengatakan bahwa dia yang sudah membunuh Alden dengan


meracuninya.


Hingga sekarang, mereka masih tidak tahu apa yang telah terjadi.


“Billy si bajingan itu ternyata adalah seorang ahli dalam menggunakan racun. Selama bertahun–tahun


lamanya, nggak ada seorang pun yang tahu dia punya kemampuan seperti itu.”


“Kalau tahu begitu, kami pasti nggak akan meminum tehnyal”


Romi juga memberi penjelasan atas kegagalannya dalam melaksanakan tugas.


+15 BONUS


Begitu Geri dan lima orang lainnya tidak sadarkan diri, nasibnya dan Jinto langsung jatuh ke tangan


Billy.


Tepat pada saat Rohan menyarankan pada Billy untuk membunuh mereka berdua, tiba–tiba Titus


datang!



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.