Menantu Pahlawan Negara by Sarjana

Chatper 442



Chatper 442

Chatper 442


Bab 442 Apa Kamu Adalah Pengkhianat Itu


+15 BONUS


Begitu menerima informasi Titus sudah datang ke Vila Lacosta, Billy benar–benar ketakutan setengah


mati.


Dia tahu, Titus tidak sebodoh dan begitu mudah dihadapi seperti Jinto dan Romni.


Karena itulah, dia langsung meninggalkan semua anak buahnya dan melarikan diri dari Vila Lacosta


bersama Rohan.


Keberadaan Billy tidak diketahui.


Karena hal itu pula, nyawa Jinto dan Romi terselamatkan.


Mereka bergegas meninggalkan Vila Lacosta dan kembali untuk memberi laporan kepada Ardika.


Saat mendengar cerita kedua orang itu, ekspresi Ardika tampak sangat tenang.


Hingga saat mendengar informasi Billy mengatakan sendiri bahwa dia yang telah meracuni Alden


sampai mati, Ardika baru mengangkat alisnya dan terlihat sedikit terkejut.


“Kalau begitu, racun kuno itu diracik oleh Billy sendiri?”


Racun kuno itu tidak bisa diracik oleh seorang apoteker biasa,


Bahkan hanya segelintir orang yang mengetahui komposisi racun tersebut.


Biasanya, racun kuno ini diwariskan secara turun temurun dari mulut ke mulut dalam keluarga dokter


kuno.


Hanya segelintir orang yang mampu meracik racun itu di dunia ini.


Ardika juga mengetahui keberadaan racun ini melalui lansia idiot yang telah memeliharanya itu.


Billy mampu meracik racun kuno seperti ini, itu artinya latar belakangnya tidak biasa.


Wajar saja Jinto dan Romi kalah di tangannya..


“Berdirilah.”


Ardika melambaikan tangannya.


Jinto dan Romi saling lempar pandangan, tetapi mereka tetap tidak berani berdiri.


*Tuan Ardika, kali ini kami benar–benar nggak berguna. Nanti, kami akan menggerakkan semua anak


buah kami di dunia preman. Di mana pun Billy si bajingan itu berada, kami akan menemukannya!”


“Ya! Tuan Ardika, tolong beri kami satu kesempatan lagi!”


Mereka mengira Ardika kecewa pada mereka karena mereka tidak melaksanakan tugas mereka


dengan


baik. Karena itulah, mereka tetap berlutut dan berjanji akan menemukan Billy di mana pun si bajingan


itu


berada.


Saat ini, mereka bahkan ingin sekali mengeluarkan hati mereka untuk membuktikan kesetiaan mereka


pada Ardika.


“Aku suruh kalian berdiri.”


Ardika melirik mereka berdua dengan dingin.


Sekujur tubuh mereka langsung gemetaran, mereka segera bangkit dari lantai.


“Kalian nggak perlu memedulikan urusan Billy lagi, kalian bukan tandingannya,” kata Ardika dengan


acuh


tak acuh.


Untuk sementara waktu, Ardika hanya bisa melupakan Billy terlebih dahulu.


Saking ketakutannya pada Titus, pria itu sudah melarikan diri. Dalam kurun waktu singkat, mungkin dia


tidak akan berani kembali ke Kota Banyuli lagi.


Tentu saja, kalau pria tidak tahu diri itu berani memprovokasinya lagi, maka dia akan memastikan


nyawa


pria itu melayang.


Jinto dan Romi pergi dengan diliputi kekecewaan.


Mereka sangat membenci Billy.


Kalau hari ini mereka bisa menjalankan tugas dengan baik dan membuat Ardika puas, mereka akan


langsung menjadi raja preman.


Sekarang impian indah mereka ini sudah hancur.


Di dunia luar.


Informasi mengenai Titus membunuh Rohan, lalu menyerang Vila Lacosta, sampai–sampai Billy


ketakutan setengah mati langsung menggembarkan dunia preman Kota Banyuli dan kota–kota di


sekitarnya.


Orang–orang yang paling terguncang mendengar informasi itu adalah anggota Aliansi Lautan Berlian.


Siapa sangka, setelah dua puluh tahun berlalu, begitu Titus muncul kembali, kekuatannya sudah


mencapai level yang begitu mengerikan!


Di bawah tekanannya, bahkan Billy yang merupakan raja preman terpaksa harus meninggalkan bisnis


yang sudah dirintisnya selama bertahun–tahun untuk melarikan diri menyelamatkan nyawanya. Hingga


saat ini, sang raja preman masih tidak diketahui keberadaannya!


Apalagi begitu kembali ke Gedung Glori dan berdiri di depan aula duka Alden, Titus mengatakan


bahwa


dia akan menemukan pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian.


Para anggota Aliansi Lautan Berlian sangat panik dan ketakutan.


Bukankah itu artinya Titus berencana untuk melakukan “pembersihan” dalam Aliansi Lautan Berlian?


Tidak ada seorang pun yang tahu pedang dalam genggaman Titus akan menebas leher siapa.


Di depan aula duka Alden, para anggota lama Aliansi Lautan Berlian tampak gemetaran ketakutan.


Pada akhirnya, Bromo berkata, “Titus, mungkin kamu sudah berpikir banyak. Bukankah fakta sudah


terpampang jelas di depan matamu? Billy yang menginstruksikan Ardika untuk meracuni Tuan Alden.”


“Ardika adalah pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian. Setelah membunuhnya, bukankah masalah ini


langsung selesai? Bagaimana mungkin ada pengkhianat dalam Aliansi Lautan Berlian….”


Sebelum Bromo sempat menyelesaikan kalimatnya, Titus melemparkan sorot mata yang tajam dan


dingin ke arahnya.


“Bromo, kulihat kamu begitu terburu–buru, apa mungkin kamu adalah pengkhianat itu?”



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.