Ruang Untukmu

Bab 390



Bab 390

Bab 390


Ruang Untukmu


Bab 390


“Aku tidak berkeberatan.” Elan mendekat beberapa inci lagi, kernudian tanpa sadar Tasya merentangkan tangan, dan memberinya kecupan di pipi. “Tolong bantu aku antar Jodi ke sekolah. Terima kasih.”


Dengan cepat Elan menarik Tasya ke dalam dekapannya, membuat wajah Tasya menempel di dadanya, dan Elan menggigiti lehernya sambil membelai rambutnya.


Adegan mesra yang biasa dilakukan antara suami istri ini membuat jantung Tasya berdetak liar dan wajahnya seketika merona merah.


Kemudian, suara berat Elan merambat di telinganya. “Kamu benar-benar menyiksaku tadi malam.”


Elan menggigiti telinga Tasya sambil menggoda, membuatnya tersentak dan seketika mendorongnya dengan tersipu malu. “Keluar kamu dari sini, Elan!”


Setelah berhasil mengganggu tidurnya, Elan keluar, dan merasa puas.


Sementara itu, Tasya kembali tidur dengan tenang, mengetahui kalau Elan yang akan mengantar Jodi ke sekolah. Sepertinya dia hanya bisa setenang ini bila menyerahkan urusan Jodi ke tangannya, bukan?


Di tempat lain, Alisa datang ke kafe dekat Jewelia setelah menerima sebuah telepon. Setelah menemukan orang yang sedang menunggu di meja, dia menghampiri sambil mengamati sekeliling dengan waspada. “Mengapa kamu datang mencariku?”


“Aku ingin berterima kasih untuk sketsa yang kamu berikan padaku waktu itu. Aku benar-benar senang. Jadi begini; perusahaan kami sudah memutuskan untuk memakai sketsa ini untuk mengajukan gugatan terhadap Jewelia dan menghancurkan reputasi mereka.” Perempuan itu langsung bicara pada intinya.


Ekspresi Alisa sedikit berubah setelah mendengar ucapan perempuan itu. “Kukira kita sudah sepakat untuk hanya mengajukan gugatan atas penjiplakan karya? Kenapa sekarang kamu menuntut Jewelia?”


“Hmm, Jewelia sudah merebut terlalu banyak klien kami. Oleh karena itu, bosku memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan emas ini untuk menuntutnya atas suatu pelanggaran. Lebih besar, lebih baik. Tidak hanya reputasi para desainer yang kami hancurkan, tetapi juga bisnis mereka.”


Alisa mengernyit mendengar rencananya. Dia tidak berpikir sejauh ini pada awalnya, tetapi siapa yang menduga aksinya ini membuat perusahaan saingannya mendapat keuntungan yang sangat besar?! “Apa yang akan kudapatkan dari rencana ini? Apakah aku tidak akan mendapatkan apa apa padahal sudah banyak membantu kalian?”


“Tentu saja akan ada imbalan untukmu. Bukankah aku di sini untuk mendiskusikan hal itu denganmu? Bosku berkata akan memberimu dua ratus juta sebagai kompensasi. Setelah masalah ini selesai, kamu bisa langsung datang pada kami sebagai wakil direktur. Bagaimana menurutmu?”


“Kamu hanya memberiku dua ratus juta? Aku mengambil risiko besar untuk mencuri sketsa sebagus itu, dan hanya dua ratus juta yang kudapatkan? Kamu pasti bercanda!” Alisa bukanlah seekor domba; dia akan mengantongi kesepakatan yang bagus. Selain itu, perusahaan saingannya ini tentu hanya membuatnya terbuai, sampai menawarkan posisi tinggi di perusahaan mereka! Yang dia inginkan adalah apa yang pantas dia dapatkan


“Baiklah, baiklah! Aku akan mengajukan satu milyar ke bosku, dan itu harga paling tinggi yang bisa kamu dapatkan.” Setelah itu, Yanita Suherman, desainer perusahaan pesaing Jewelia menelepon


bosnya untuk menegosiasikan kesepakatan baru ini. Setelah bicara beberapa kata, dia menutup telepon dan berkata pada Alisa, “Bosku berkata dia sanggup memberi satu milyar. Cukup sampai pada angka itu.”


“Sepakat.” Alisa merasa senang. Bagaimanapun juga, selain mendapatkan uang sebanyak itu, dia bisa membuat Tasya dikeluarkan dari industri perancang perhiasaan.


“Mulai sekarang, hanya kamu dan aku yang tahu tentang rencana ini. Tidak ada pihak lain,” ucap Yanita dengan serius.


“Tentu. Percayakan saja padaku.” Alisa merasa yakin tidak akan ada yang tahu bahwa dia adalah pemain utama di balik semua ini. Kemudian dia bertanya penuh ingin tahu, “Kapan kalian akan beraksi?”


“Kami sudah siap. Pengacara kami akan datang ke kantormu paling telat sore ini.”


Alisa pun meninggalkan kafe sambil tersenyum licik. Bahkan jika sedang cuti pun, Tasya tetap sebagai desainer Jewelia. Saat kasus ini meledak, perempuan itu pasti tidak punya tempat lagi di industri perancang perhiasaan ini!


Namun, dia tidak tahu tentang hutang Elan kepada Keluarga Merian. Oleh karena itu, dia percaya keluarga Prapanca akan berpikir sebaliknya terhadap Tasya ketika kasus ini terekspos.


Hmm, saatnya mengatakan selamat tinggal mimpi indah untuk menikah dengan keluarga Prapanca, Tasya!


Alisa telah memendam rasa benci terhadap Tasya sejak dari lama, dan inilah waktunya untuk sebuah drama yang fantastis.


Hari itu, semua staf baru saja kembali ke Jewelia pukul 2 setelah makan siang ketika sekumpulan laki- laki berjas memasuki lobi dan langsung menuju ke ruang kantor dengan tegang. Setelah itu, pemimpinnya berteriak, “Aku mau bicara dengan direkturmu!”


Previous Chapter


Next Chapter


READING FREE LIGHT NOVEL AT NOVEL BIN



Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.